PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
TEKNOLOGI
PKMT
ALAT
PENDETEKSI SAH ATAU TIDAKNYA PELOMPAT SAAT MELAKUKAN TOLAKAN PADA OLAHRAGA ATLETIK CABANG LOMPAT JAUH
Disusun oleh:
Imam Adi Permono (6101408209/ 2008)
Ardi Rahman
Wardoyo (5301408024/ 2008)
Indra Ardiyansah (5301408057/ 2008)
Azman Rizqi
Rachman (6101409162/
2009)
Universitas Negeri Semarang
Semarang
2010
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Alat Pendeteksi Sah Atau Tidaknya
Pelompat Saat Melakukan Tolakan Pada Olahraga Atletik Cabang Lompat Jauh
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P
( ) PKM-K
( √ ) PKM-T (
) PKM-M
3. Bidang
Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Pendidikan
(√ ) Teknologi dan Rekayasa ( )
Sosial Ekonomi
4.
Ketua Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama :
Ardi Rahman Wardoyo
b. NIM :
5301408024
c. Jurusan :
Teknik Elektro
d. Perguruan
Tinggi :
Universitas Negeri Semarang
4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan/ Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama :
Ranu Baskora Aji Putra, S.Pd, M.Pd.
b.
NIP :
197412151997031004
6. Biaya
Kegiatan Total : Rp 3.540.000,00
7. Jangka
Waktu Pelaksanaan : 2
bulan
Semarang, 19 Oktober 2010
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ketua Jurusan PJKR Ketua Pelaksana Kegiatan
(Drs. Hermawan Pamot R, M.Pd.) (Ardi Rahman Wardoyo)
NIP. 19651020 199103 1 002 NIM.
5301408024
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen
Pembimbing
(Drs.
Masrukhi, M.Pd) (Ranu Baskora Aji Putra, S.Pd, M.Pd)
NIP. 19620508 19880311 002 NIP. 19741215
199703 1 004
A.
JUDUL PROGRAM
ALAT PENDETEKSI SAH ATAU TIDAKNYA PELOMPAT
SAAT MELAKUKAN TOLAKAN PADA OLAHRAGA
ATLETIK CABANG LOMPAT JAUH
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Timbulnya kesulitan dalam menentukan dis/tidaknya
pelompat dalam melakukan fase tolakan pada saat melakukan lompatan pada
pertandingan olahraga atletik sering
menjadi masalah. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dicari
solusinya. Karena hal kecil seperti, kurang jeli dan telitinya pengamat balok
tumpuan saat menentukan sah/tidaknya seorang atlet pelompat melakukan tolakan
akan mempengaruhi diterimanya hasil tolakan atau tidak oleh juri pertandingan.
Jika atlet tersebut telah berhasil melompat dengan hasil prestasi lompatan yang
baik, dan dengan tolakan kaki yang sah,
tetapi oleh pengamat yang kurang jeli dan teliti dianggap dis, jelas seorang pelompat akan
dirugikan. Karena pengamat balok tumpuan adalah manusia yang memiliki
keterbatasan penglihatan.
Mungkin hal ini sudah menjadi perhatian sejak lama dan
telah diberikan solusinya. Misalnya dengan digunakannya video rekaman saat
pelompat melakukan lompatan dengan kamera perekam video, untuk bisa ditentukan
sah/tidaknya lompatan. Memang tidak dapat dipungkiri, ini merupakan solusi yang
baik. Akan tetapi, biasanya kamera video perekam hanya digunakan didalam
pertandingan dengan tingkat prestice
yang tinggi, misal ditingkat nasional, maupun internasional. Hal ini dikarenakan
untuk bisa menggunakan kamera perekam
video harus menggunakan dana yang relatif mahal.
Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka pemamfaatan
sensor cahaya yang nantinya akan dihubungkan dengan bel/alarm, untuk bisa
mendeteksi sah/tidaknya pelompat saat melakukan tolakan sebagai solusi yang
sederhana dan menggunakan dana yang relatif lebih murah menjadi pilihan yang
tepat.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
membuat alat yang bisa menjadi salah satu pilihan yang relatif lebih
murah untuk menentukan sah/tidaknya lopatan. Melalui upaya tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat guna
memecahkan masalah penentuan lompatan yang sah/tidak sehingga memudahkan juri
dan pelompat untuk mengetahui hasil lompatannya secara tepat dan cepat.
C. PERUMUSAN MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas ada beberapa masalah yang
perlu dirumuskan :
1. Kesulitan
dalam penentuan dis atau tidaknya pelompat dalam melakukan fase tolakan pada
saat melakukan lompatan pada pertandingan
olahraga atletik.
2. Rendahnya
tingkat ketepatan dan kecepatan juri dalam pengambilan keputusan tentang sah
atau tidaknya hasil lompatan atlet.
3. Kurangnya pemanfaatan teknologi
pembantu kelancaran dan keberhasilan pertandingan di tingkat daerah.
4. Ketidakmampuan penggunaan alat yang bisa mendeteksi sah
atau tidaknya hasil lompatan yang harganya relatif mahal dalam pertandingan
tingkat daerah.
D. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan di atas tujuan dari penulisan PKM ini
adalah:
1. Memberikan
terobosan baru dalam bidang olahraga atletik cabang lompat khususnya lompat
jauh dengan alat alternatif yang bisa mendeteksi
sah atau tidaknya pelompat saat melakukan lompatan.
2. Memudahkan
seorang juri atletik cabang lompat dalam menentukan sah atau tidaknya lompatan
dan memberi jaminan pada atlet agar tidak dirugikan oleh keputusan juri yang
salah.
3. Membantu
bidang pendidikan jasmani saat pembelajaran atletik cabang lompat di sekolah.
4. Menghasilkan alat alternatif yang bisa mendeteksi sah atau tidaknya pelompat saat melakukan lompatan
dengan harga yang lebih murah dan bisa untuk digunakan dalam pertandingan
tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penulisan PKM ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dapat
mengatasi masalah kesulitan dalam penentuan dis/tidaknya pelompat dalam
melakukan fase tolakan pada saat melakukan lompatan pada pertandingan olahraga atletik.
2. Dapat mengatasi masalah rendahnya
tingkat ketepatan dan kecepatan juri dalam pengambilan keputusan tentang sah
atau tidaknya hasil lompatan atlet.
3. Dapat menghasilkan alat alternatif yang bisa mendeteksi sah/tidaknya pelompat saat melakukan lompatan dengan
harga yang relatif lebih murah sehingga bisa digunakan di berbagai tingkatan
pertandingan.
F. Kegunaan Program
Kegunaan
program ini adalah sebagai pemecahan masalah penanganan kesulitan dalam penentuan dis atau tidaknya
pelompat dalam melakukan fase tolakan pada saat melakukan lompatan pada
pertandingan olahraga atletik, meningkatkan tingkat ketepatan
dan kecepatan juri dalam pengambilan keputusan tentang sah atau tidaknya hasil
lompatan atlet serta terciptanya alat alternatif yang bisa mendeteksi sah atau tidaknya pelompat saat melakukan lompatan.
G. Tinjauan Pustaka
Lompat jauh adalah sejenis acara olahraga di
mana seseorang atlet mencoba mendarat sejauh yang boleh dari tempat yg dituju.
Mereka yang bertanding akan berlari di laluan (pada tahap
elit, biasanya mempunyai permukaan yang sama dengan trek larian) dan melompat
sejauh yang boleh dengan memijak sepintas pada papan kayu ke bahagian yang
diisi pasir atau tanah. Jarak minimum dari papan ke tanda yang dibuat oleh
atlit pada pasir diukur. Jika seseorang itu memulakan lompatannya dengan
mana-mana bahagian kakinya di depan atau melebihi papan (satu lapisan plastisin
diletakkan dengan segera di depan papan untuk mengesan ketepatan ini),
lompatannya diisytiharkan salah atau batal dan tiada jarak akan direkodkan.
Format
sebenar pertandingan ini berbeza, tetapi secara amnya peserta akan mendapat
beberapa kali cubaan untuk membuat lompatan dan hanya lompatan yang terpanjang
akan dikira sebagai keputusan. Peserta dengan lompatan sah yang paling jauh
pada akhir pertandingan akan dikira sebagai juara.
Kelajuan
semasa berlari dan tinggi lonjakan merupakan kunci lompatan yang jauh.
1.
Sensor
Cahaya
Sensor Cahaya
atau Photo sensor atau ada juga yang
menyebutnya Photo switch, semuanya sama yaitu
suatu alat yang bekerja berdasarkan cahaya yang dipantulkan oleh alat itu
sendiri dengan intensitas tertentu, sensor ini dapat mendeteksi benda dengan
jarak yang bervariasi itu tergantung dari type dan jenisnya, ada berbagai jenis
dan type alat ini, pada prakteknya, sensor ini ada yang menggunakan reflector
dan ada juga yang tanpa reflector. Reflector adalah suatu alat terbuat dari
plastic yang permukaan bagian dalamnya berbentuk prisma atau segi enam
berfungsi untuk memantulkan cahaya yang dikirim oleh Photo sensor, kemudian ada
juga photo sensor yang tanpa menggunakan reflector, tapi umumnya sensor jenis
ini memiliki dua buah atau berpasangan artinya ada pengirim dan ada penerima.
2.
LV-S63
LV-S63 termasuk
salah satu jenis dari sensor cahaya. Sensor ini menggunakan sinar laser dan
juga dilengkapi dengan reflector yang berfungsi untuk memantulkan cahaya.
Cara kerjanya, ketika
transmiter mengirimkan cahayanya ke bagian reflector dan diterima dengan baik tanpa ada
satupun penghalang, maka sensor dalam keadaan stanby, tidak ada reaksi dan
kontaknya pun tidak hubung, tetapi pada saat cahaya yang dikirimkan oleh
transmiter terhalang oleh suatu benda padat seperti besi atau karet, sehingga reflector tidak dapat memantulkan
kembali cahaya karena tertutup benda tadi, maka ketika itu pula sensor akan
bekerja dan menghubungkan kontak yang ada didalamnya yaitu dibagian reflector, reflector ini yang nantinya
dihubungkan dengan perangkat kontrol lainnya.
Gambar 1. LV-S63
Spesifikasi LV-S63
Table 1. Spesifikasi LV-S63
3.
Timer
Timer adalah
alat / komponen listrik penghitung waktu, manakala waktu yang telah ditetapkan
tercapai maka output kontaknya akan
bekerja. Ada dua macam jenis timer, pertama timer on delay kedua timer off delay. Timer on delay bekerja ketika tegangan supply masuk, sedangkan timer
off delay bekerja pada saat tegangan supply
terputus atau off.
Pengenalan.
Ada beberapa item indikator pada bagian timer yang
perlu diketahui
a.
Power :
Berfungsi sebagai indikator bahwa supply
tegangan sudah masuk
b.
Out :
Berfungsi sebagai indikator bahwa output
timer kerja ( waktu actual = Set )
c. A
: Mode timer ( on delay mode )
d.
Scala timer ( bisa dirubah )
e.
Sec : Satuan
timer dalam second / detik. ( bisa
dirubah dalam satuan jam/hari )
f.
Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah
dengan cara diputar.
Ratings
·
Tegangan kerja : 100-240 Vac / 100-125 Vdc
·
Kapasitas beban 5 A 250 Vac.
·
Konsumsi daya : 1.6 Watt ( relay on ).
Pada alat
ini akan digunakan IC NE555 sebagai timer
yang akan dirangkaiakan pada sensor LV-S63 dan dihubungkan pada speaker atau
alarm. Sebagai tanda bahwa seorang pelompat melakukan dis maka alarm akan
berbunyi. Rangkaian timer ini digunakan untuk mendeteksi secara cepat seorang
pelompat yang melakukan dis bila kakinya melewati papan tumpuan.
Rangkaian alarm sensor cahaya menggunakan IC NE 555
4. Alarm
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi,
peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan alarm dapat juga
didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan
dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peraltan yang mengalami
kerusakan (penurunan kinerja).
H. Metode PeLAKSANAAN PROGRAM
Metode penelitian
Desain penelitian didesain seperti skema di bawah ini:
Penelitian
tentang bagaimana cara menentukan dis atau tidaknya seorang pelompat saat
melakukan lompatan
ò
Penelitian tentang keefektifan alat
ini
ò
Pemilihan
bahan dan komponen serta tingkat keefektifannya
ò
Perancangan dan pembuatan alat
ò
Pengujian alat pendeteksi tersebut
ò
Analisa dan penarikan kesimpulan
ò
Pelaporan
I. Pelaksanaan Program
Jadwal penelitian adalah sebagai berikut:
No.
|
Aktifitas
|
Bulan I
|
Bulan II
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
|
||||||||
2
|
Pengumpulan Data
|
||||||||
3
|
Pendesainan Alat
|
||||||||
4
|
Survey komponen
|
||||||||
5
|
Pembelian komponen
|
||||||||
6
|
Pembuatan alat
|
||||||||
7
|
Pengujian alat
|
||||||||
8
|
Revisi pengujian alat
|
||||||||
9
|
Penyusunan laporan kemajuan
|
||||||||
10
|
Monitoring dan evaluasi
|
L. BIAYA
Rancangan biaya pelaksanaan program adalah:
- Pembuatan Proposal 5 X @Rp.10.000, : Rp. 50.000,00
- Pembelian alat dan bahan
- Photo sensor LV-S63 : Rp 1.000.000,00
- Timer : Rp 100.000,00
- IC NE555 : Rp 75.000,00
- Limit Switch : Rp 20.000,00
- Alarm : Rp 35.000,00
- PCB : Rp 60.000,00
- Tenol : Rp 100.000,00
- Larutan Feriklorit : Rp 50.000,00
- Transportasi
- Pra kegiatan (observasi) : Rp 200.000,00
- Pelaksanaan program : Rp 500.000,00
- Pasca kegiatan : Rp 75.000,00
- Dokumentasi kegiatan (battery + cetak) : Rp 200.000,00
- Peralatan penunjang
- Penelitian Lapangan : Rp 500.000,00
- Studi kelayakan : Rp 200.000,00
- Pelaporan akhir
- Rental + Print : Rp 75.000,00
- Penggandaan : Rp 50.000,00
- Pengarsipan : Rp 50.000,00
- Seminar dan presentasi : Rp 200.000,00 +
Total Rp 3.540.000,00
Lampiran I
A.
Nama dan Biodata
Pelaksana Kegiatan
1. Ketua
Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
Ardi Rahman Wardoyo
b. NIM : 5301408024
c. Fakultas/ Jurusan : Teknik/ Teknik Elektro
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 24 jam/ minggu
Tertanda
Ardi
Rahman Wardoyo
NIM. 5301408024
2. Anggota
Pelaksana I
a. Nama Lengkap :
Indra Ardiyansah
b. NIM : 5301408057
c. Fakultas/ Jurusan : Teknik/ Teknik Elektro
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 24 jam/ minggu
Tertanda
Indra
Ardiyansah
NIM.
5301408057
3. Anggota Pelaksana Ii
a. Nama Lengkap :
Imam Adi Permono
b. NIM : 6101408209
c. Fakultas/ Jurusan : Ilmu Keolahragaan/ PJKR
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 8 jam/ minggu
Tertanda
Imam
Adi Permono NIM. 6101408209
4. Anggota Pelaksana
Iii
a. Nama Lengkap :
Azman Rizqi Rachman
b. NIM : 6101409162
c. Fakultas/ Jurusan : Ilmu Keolahragaan/ PJKR
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 24 jam/ minggu
Tertanda
Azman
Rizqi Rachman
NIM.
6101409162
2. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
a.
Nama :
Ranu Baskora Aji Putra, S.Pd,M.Pd.
b.
Tempat,
tgl. Lahir : Semarang, 15 Desember 1974
c.
Fakultas/Jurusan : F I K /Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi
d.
Jabatan/NIP : 197412151997031004
e.
Bidang
Keahlian : Gerak Senam.
f.
Telp/Faks :
Telp (024) 8508007
g.
Alamat
Kantor : Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Tertanda
Ranu
Baskora Aji Putra, S.Pd, M.Pd.
NIP.
197412151997031004
LAMPIRAN 2
Daftar Pustaka
Frank D. Petruzella. 1996. Elektronik Industri. Yogyakarta. Andi Yogyakarta.
Irawan, Agus, 1996, Pintar
Elektronika Jilid 1, CV. Bahagia, Batang.
Service
Bulletin Gemco Cam Limit Switch Boxes
http://www.besser.com/servicebulletins/sb95-2.htm. Download 11 Agustus 2005
http://www.keyence.com.sg/products/sensors/lasercompact/lvs63/lvs63_features_1.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar