Minggu, 01 Mei 2011

ILMU NABI KHIDR A.S

-->

Ketika nabi khidr diutus untuk menunggu musa di maj’ma’ol bahroin ( pertemuan 2 lautan, sebuah simbol konflik horisontal ), musa datang dengan pembantunya yang bernama dzunnun. Bertemulah keduannya, khidr dan musa, ditempat itu.lantas mereka melakukan perjalanan dimana khidr mengatakan bahwa musa pasti tidak akan sanggup bersabar mengikutinya.

Dalam perjalanan, khidr melakukan tiga hal. Pertama, tatkala keduanya memjumpai kapal, lalu khidr melobanginya. Kedua, khidr membunuh anak kecil, tepatnya memelintir atau memenggal kepala anak tersebut. Dan yang ketiga, khidr menegakkan dinding rumah yang hampir roboh, padahal rumah itu terletak di suatu negeri yang masyarakatnya telah menyia-nyiakan mereka. Peristiwa yang ketiga ini menjadi perpisahan antara khidr dan musa. Dan khidrpun menyampaikan hikmah-hikmah dari perbuatannya yang membuat musa tidak lulus menghadapi ujian kesabaran.

Tiga dimensi waktu

Musa tak menjangkau ilmu khidr. Bahwa sesungguhnya khidr melobangi kapal tersebut karena saat itu sedang ada kapal perampok di laut. Kalau kapal tersebut kelihatan berlobang atau bocor tentu tidak akan dirampok. Kapal itu sedang berlayar, perampok  juga sedang berlayar, sehingga peristiwa ini melambangkan dimensi waktu sekarang atau kekinian. Kemudian anak kecil yang dipenggal kepalanya, khidr mengatakan kepada musa bahwa anak itu kelak disaat dewasa menjadi kafir sehingga orang tuanya nanti bisa ikut kafir pula. Maka yang dilakukan khidr dengan membunuh anak itu, sebenarnya justru menyelamatkan  si anak sekaligus orang tuanya. Kenapa yang dilakukan khidr itu menyelamatkan? Karen kalau anak itu dibunuh, orang tuanya selamat menjadi muslim sampai akhir hayatnya, dan anak tersebut sebelum berbuat dosa ia dibunuh dulu oleh khidr agar bisa bersama-sama orang tuanya masuk surga. Mata hukum kita tak akan mampu menerima hikmahnya khidr. Ini adalah ‘hak’ khidr yang kita tidak memilikinya.

Pengetahuan khidr tentang kafirnya anak kecil dimasa datang itu kalau kata orang sekarang disebut futurologi dan kalau menurut kaum thoriqoh disebut kasyul hijab. Berarti peristiwa anak kecil ini melambangkan  dimensi waktu yang akan datang atau masa depan.

Dan dinding yang ditegakkan oleh khidr, hal itu karena didalam rumah yang hampir roboh itu terdapat harta karun milik anak yatim-piatu, warisan dari orang tuanya. Dengan begitu berarti khidr mengamankan harta anak yatim piatu. Harta karun ini tentunya disimpan pada masa lalu. Ini melambangkan dimensi waktu yang telah lalu atau masa silam.
Melalui ilmu-ilmu khidr, kita diajarkan untuk selalu melaksanakan hidup yang sedang kita jalani dengan menyadari keberalangsungannya pada masa kini, memandang kedepan, serta terus berkaca (refleksi) ke belakang.

Jadi urut-urutannya seperti itu kalau kita mau maju dalam hidup. Baik kita sebagai individu, keluarga masyarakat, dan berbangsa dan bernegara, cara berpikirnya seperti itu. Hari ini saya siapa, saya dimana dan mau kemana, harus diketahui. Caranya agar bisa tahu, kita harus melihat kedepan caranya dengan tidak jauh-jauh, yaitu liat saja kejadian kemarin-kemarin, melihat kebelakang, itulah ilmu khidr.

Ilmu khidr biasanya sering dipakai oleh orang tua bijak ketika menasehati anak-anaknya, “ Kamu ini bocah kok nakalnya nggak ketulungan (simbol masa kini). Mau jadi apa kalau besar nanti? (simbol masa depan). Mbok diingat mbah-mbahmu dulu itu orang-orang besar (simbol masa silam)” jadi selalu ada perspektif mengenai hari ini, hari depan dan hari lalu. Perspektif yang terus berputar seperti lingkaran.
Sadar akan kehidupan hari ini, merencanakan kehidupan masa depan, caranya: dengan melihat kehidupan masa lalu.  Karena sebenarnya tanpa kita sadari  kehidupan kita itu seperti kehidupan orang-orang yang telah hidup dimasa lalu baik itu perskenario maupun garis besar kehidupannya.

Source : The Khidr Code Oleh Gus Blero

Tidak ada komentar: